Serangan ribuan atau bahkan jutaan ulat bulu saat ini tidak hanya
mengancam Probolinggo Jawa Timur. Serangan ulat bulu ternyata juga
meluas di Jombang, Malang, Pasuruan, Kendal dan Banyuwangi. Bahkan saat
ini di Banjarmasin dan Bali juga mulai dilaporkan peningkatan kasus
tersebut. Namun peningkatan ulat bulu di luar Probolinggo masih dianggap
normal meski berpotensi semakin meningkat. Penanganan yang dilakukan
saat ini hanyalah penggunaan semprot hama. Tampaknya pengalaman
penggunaan predator semut merah (rangrang) bisa dilakukan karena mungkin
sangat efektif, murah dan cepat. Namun perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut efektifitasnya..
Sampai saat ini pengendalian hanya memakai penyemprotan anti hama. Meski
efektif tetapi dianggap tidak dapat mengatasi dengan cepat dan luas
karena keterbatasan alat dan sarana serta luasnya jangkauan yang
diserang.
Pengalaman dalam penanganan ulat bulu dengan pemberian predator semut
rangrang cukup efektif meski dalam lingkup kecil. Dalam lingkup yang
lebih besar harus dibuktikan dan diteliti lebih jauh. Tetapi sebelum
dilakukan penelitian tidak ada salahnya dicoba mengingat serang ulat
bulu sangat mendesak untuk ditangani segera.
Ulat bulu tersebut diduga spesiesnya adalah dari famili Lymantriidae.
Bulu ulat itu menyebabkan iritasi pada permukaan kulit luar karena
kandungan biokimia pada bagian ujungnya. Ganguan ini menyebabkan rasa
gatal dan panas yang luar biasa pada kulit. Kulit terasa panas, gatal,
bentol-bentol, dan kemerah-merahan. Rasa gatal itu jika tidak diobati
bisa bertahan berjam-jam. Biasanya warga yang kena segera mengolesi
bagian yang terkena gatal dengan abu tungku dapur, air garam, dan
bedak.Saat batang dan ranting pohon diguncang angin, puluhan ulat bulu
itu berjatuhan memenuhi sekiatarnya. Tidak hanya di halaman rumah, ulat
bulu tu memenuhi dinding, pintu bahkan masuk ke rumah.
Ulat bulu tersebut berasal dari induk kupu-kupu migrasi dari daerah
lain. Daerah Probolinggo di serang ulat bulu karena kondisinya cukup
lembab sehingga memudahkan kupu-kupu bertelur dan melakukan
metamorfosis.
Beberapa ahli mengatakan bahwa hama ulat bulu itu adalah jenis baru
yang belum pernah terekam keberadaannya di Indonesia. Dalam ranah
konservasi biologi, hewan semacam itu terindikasi disebut sebagai
spesies alien yang bisa berpengaruh terhadap ekosistem yang ada. Dalam
kepustakaan hama tanaman mangga, hama jenis ini belum pernah tercatat.
Meskipun demikian, hama ulat bulu tersebut adalah spesies baru.
Diperkirakan bahwa ulat bulu tersebut adalah spesies Lymantria
marginata. Spesies tersebut dikenali dari motif sayapnya yang berbeda
antara jantan dan betina saat dewasa. Jantan bersayap gelap, sedangkan
betina bersayap putih berbintik. Beberapa ahli lain sempat menduga
bahwa hama yang menyerang Probolinggoi tersebut adalah Dasychira
inclusa.
Penyebab
Penyebab fenomena serangan ulat bulu sampai saat ini masih belum
diketahui pasti penyebabnya. Penyebab utama diduga adalah terganggunya
keseimbangan ekosistem di wiyah tersebut. Berbagai kemungkinan yang
memicu gangguan ekosistem tersebut adalah pola jenis tumbuhan
monokultur, hilangnya predator dan parasit, serta cuaca ekstrem
menyebabkan populasi herbivora itu tak terkontrol
Penebangan pohon dan perburuan burung menjadi salah satu sebab jumlah
burung pemakan ulat berkurang. Dampaknya adalah keseimbangan populasi
ulat terganggu, diantaranya jumlahnya meningkat luar biasa..
Selain itu, serangan populasi ulat juga bisa dipicu kondisi cuaca
ekstrim. Saat kondisi panas, kupu-kupu bertelur hingga ratusan butir.
Saat hujan, telur tersebut menetas bersama-sama. Cuaca panas mendorong
makhluk hidup melepaskan karbon dioksida dalam jumlah lebih besar.
Karbon dioksida yang melimpah merangsang tanaman giat berfotosintesis.
Dalam kondisi seperti itu Ulat akan menambah porsi makan.
Lebah tabuhan sebagai parasit ulat dapat sebagai predator mengontrol
laju populasi ulat. Saat ini, populasi lebah kecil tersebut jauh
berkurang karena ekosistemnya tertekan pertanian intensif. Lebah
pengisap madu di rumput liar itu mati karena penggunaan pestisida
antihama yang berlebihan. Pemakaian antihama berlebihan itu juga
berperananan mengacaukan keseimbangan ekosistem. Pemekanan populasi
ulat bula oleh adanya lebah tabuhan, lebih bermakna dibandingkan dengan
hewan predator burung, yang memiliki sifat pemilih makanan. Selain itu
adanya bulu-bulu pada ulat mengurangi selera makan burung.
Prediksi lain adalah salah satu penyebabnya pola tanam monokultur. Pola
tanam itu menurunkan keanekaragaman hayati lingkungan. Dampaknya saat
hewan dan tanaman pengendali spesies tertentu musnah, sebaiknya pola
tanam dikembalikan ke heterogen. Tanaman heterogen lebih tahan serangan
hama daripada monokultur. Memang beberapa laporan menyebutkan bahwa ulat
bulu itu hanya makan daun mangga manalagi. Karena beberapa mangga
arumanis tidak diusik, seperti jenis mangga manalagi.
Dugaan lain populasi pemangsa alami mereka, sejenis tawon, berkurang
akibat terkena hujan hampir sepanjang tahun ini. Hal itu mengakibatkan
populasi ulat bulu tidak terkontrol dan menjadi hama pengganggu.
Gangguan berbagai ekosistem tersebut menakibatkan ribuan ngengat
menetas menjadi ulat-ulat yang bermigrasi dari wilayah selatan Kabupaten
Probolinggo ke seluruh daerah sekitarnya. Sehingga timbullah ribuan
bahkan jutaan ulat yang menyerbu perumahan warga.
Bila tidak ditangani dengan cepat maka ulat bulu ini pun bisa
bermigrasi ke tempat lain. Sementara ini, penyemprotan obat adalah cara
efektif untuk mengurangi populasi ulat. Hal lain yan meningkatkan
predator seperti burung, lebah dan lainnya tidak bisa cepat dan tidak
mudah. Penggunaan predator lain yang lebih mudah dan cepat dapat
dipertimbangkan.
Semut Merah sebagai Predator
Semut rangrang (semut merah) merupakan predator yang baik untuk
pengendalian ulat bulu. Banyak sebutan untuk semut ini di antaranya
semut rangrang, angkrang, semut merah, kranggan, semut kroto dan
sebagainya. Akan tetapi yang lebih terkenal adalah kroto nya daripada
nama semut hitam dan semut merah (rangrang).
Selama ini semut memang
dianggap mengganggu karena menyengat manusia. Tetapi serangga ini
ternyata dapat dimanfaatkan untuk predator membasmi hama khususnya ulat
bulu. Pengalaman dengan lingkup yang kecil pernah diujicobakan ternyata
hasilnya secara bermakna dapat menghilang ulat bulu. Perkembangbiakaan
ulat bulu yang sangat dalam sekali bertelor bisa sampai 200-300 buah
dibutuhkan predator yang juga banyak dan cepat berkembang biak. Semut
merah adalah serangga yang tingkat perkembangbiakannya juga cepat.
Sehingga bisa menangkal ulat bulu dengan cepat sesuai pola
perkembanganbiakan ulat bulu. Dalam keadaan tertentu saat semut merah
dapat melakukan fungsi predatornya terhadap ulat bulu maka keseimbangan
semut merah juga tinggi. Tetapi untuk membasmi semut merah lebih mudah
dan dengan musim hujan perkembangbiakkannya jadi terhambat.
Semut merah atau semut rangrang mudah ditemui di pepohonan sekeliling
rumah. mereka membuat sarang dengan merangkai dedaunan menjadi buntalan
yang tersebar di tajuk-tajuk pohon. Untuk meyebarkannya cukup dengan
menaruh beberapa semut merah dalam satu pohon maka penyebarannya akan
cepat apalagi bila terdapat bahan makanan untuk dimangsa seperti ulat
atau kepompong yang banyak.
Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae,
dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan
tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan
perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan
koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari
ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut
pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai
sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut
kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.
Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di
beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak
menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat
membentuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar.
Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah
dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan
(haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa
yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa sebelum mereka menjadi
dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan.
postingan yang sangat bagus beranfaaat menambah wawasan pembaca. admin fotonya cantik banget. he
BalasHapus