Senin, 24 September 2012

Semut Merah, Predator Pembasmi Ulat Bulu

Serangan ribuan atau bahkan jutaan ulat bulu saat ini tidak hanya mengancam Probolinggo Jawa Timur. Serangan ulat bulu ternyata juga meluas di Jombang, Malang, Pasuruan, Kendal dan Banyuwangi. Bahkan saat ini di Banjarmasin dan Bali juga mulai dilaporkan peningkatan kasus tersebut. Namun peningkatan ulat bulu di luar Probolinggo masih dianggap normal meski berpotensi semakin meningkat. Penanganan yang dilakukan saat ini hanyalah penggunaan semprot hama. Tampaknya pengalaman penggunaan predator semut merah (rangrang) bisa dilakukan karena mungkin sangat efektif, murah dan cepat. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut efektifitasnya..

Sampai saat ini pengendalian hanya memakai penyemprotan anti hama. Meski efektif tetapi dianggap tidak dapat mengatasi dengan cepat dan luas karena keterbatasan alat dan sarana serta luasnya jangkauan yang diserang.

Pengalaman dalam penanganan ulat bulu dengan pemberian predator semut rangrang cukup efektif meski dalam lingkup kecil. Dalam lingkup yang lebih besar harus dibuktikan dan diteliti lebih jauh. Tetapi sebelum dilakukan penelitian tidak ada salahnya dicoba mengingat serang ulat bulu sangat mendesak untuk ditangani segera.

Ulat bulu tersebut diduga spesiesnya adalah dari famili Lymantriidae. Bulu ulat itu menyebabkan iritasi pada permukaan kulit luar karena kandungan biokimia pada bagian ujungnya. Ganguan ini menyebabkan rasa gatal dan panas yang luar biasa pada kulit. Kulit terasa panas, gatal, bentol-bentol, dan kemerah-merahan. Rasa gatal itu jika tidak diobati bisa bertahan berjam-jam. Biasanya warga yang kena segera mengolesi bagian yang terkena gatal dengan abu tungku dapur, air garam, dan bedak.Saat batang dan ranting pohon diguncang angin, puluhan ulat bulu itu berjatuhan memenuhi sekiatarnya. Tidak hanya di halaman rumah, ulat bulu tu memenuhi dinding, pintu bahkan masuk ke rumah.

Ulat bulu tersebut berasal dari induk kupu-kupu migrasi dari daerah lain. Daerah Probolinggo di serang ulat bulu karena kondisinya cukup lembab sehingga memudahkan kupu-kupu bertelur dan melakukan metamorfosis.

Beberapa ahli mengatakan bahwa hama ulat bulu itu  adalah jenis baru yang belum pernah terekam keberadaannya di Indonesia. Dalam ranah konservasi biologi, hewan semacam itu terindikasi disebut sebagai spesies alien yang bisa berpengaruh terhadap ekosistem yang ada. Dalam kepustakaan hama tanaman mangga, hama jenis ini belum pernah tercatat. Meskipun demikian, hama ulat bulu tersebut adalah spesies baru.

Diperkirakan bahwa ulat bulu tersebut adalah spesies Lymantria marginata. Spesies tersebut dikenali dari motif sayapnya yang berbeda antara jantan dan betina saat dewasa. Jantan bersayap gelap, sedangkan betina bersayap putih berbintik. Beberapa ahli lain sempat menduga bahwa hama yang menyerang Probolinggoi tersebut adalah Dasychira inclusa.

Penyebab
Penyebab fenomena serangan ulat bulu sampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Penyebab utama diduga adalah terganggunya keseimbangan ekosistem di wiyah tersebut. Berbagai kemungkinan yang memicu gangguan ekosistem tersebut adalah pola jenis tumbuhan monokultur, hilangnya predator dan parasit, serta cuaca ekstrem menyebabkan populasi herbivora itu tak terkontrol

Penebangan pohon dan perburuan burung menjadi salah satu sebab jumlah burung pemakan ulat berkurang. Dampaknya adalah keseimbangan populasi ulat terganggu, diantaranya jumlahnya meningkat luar biasa..
 
Selain itu, serangan populasi ulat juga bisa dipicu kondisi cuaca ekstrim. Saat kondisi panas, kupu-kupu bertelur hingga ratusan butir. Saat hujan, telur tersebut menetas bersama-sama. Cuaca panas mendorong makhluk hidup melepaskan karbon dioksida dalam jumlah lebih besar. Karbon dioksida yang melimpah merangsang tanaman giat berfotosintesis. Dalam kondisi seperti itu Ulat akan menambah porsi makan.

Lebah tabuhan sebagai parasit ulat dapat sebagai predator mengontrol laju populasi ulat. Saat ini, populasi lebah kecil tersebut jauh berkurang karena ekosistemnya tertekan pertanian intensif. Lebah pengisap madu di rumput liar itu mati karena penggunaan pestisida antihama yang berlebihan. Pemakaian antihama berlebihan itu juga berperananan mengacaukan keseimbangan ekosistem. Pemekanan populasi ulat bula oleh adanya lebah tabuhan, lebih bermakna dibandingkan dengan hewan predator burung, yang memiliki sifat pemilih makanan. Selain itu adanya bulu-bulu pada ulat mengurangi selera makan burung.

Prediksi lain adalah salah satu penyebabnya pola tanam monokultur. Pola tanam itu menurunkan keanekaragaman hayati lingkungan. Dampaknya saat hewan dan tanaman pengendali spesies tertentu musnah, sebaiknya pola tanam dikembalikan ke heterogen. Tanaman heterogen lebih tahan serangan hama daripada monokultur. Memang beberapa laporan menyebutkan bahwa ulat bulu itu hanya makan daun mangga manalagi. Karena beberapa mangga arumanis tidak diusik, seperti jenis mangga manalagi.

Dugaan lain populasi pemangsa alami mereka, sejenis tawon, berkurang akibat terkena hujan hampir sepanjang tahun ini. Hal itu mengakibatkan populasi ulat bulu tidak terkontrol dan menjadi hama pengganggu.
Gangguan berbagai ekosistem tersebut menakibatkan ribuan ngengat menetas menjadi ulat-ulat yang bermigrasi dari wilayah selatan Kabupaten Probolinggo ke seluruh daerah sekitarnya. Sehingga timbullah ribuan bahkan jutaan ulat yang menyerbu perumahan warga.

Bila tidak ditangani dengan cepat maka ulat bulu ini pun bisa bermigrasi ke tempat lain. Sementara ini, penyemprotan obat adalah cara efektif untuk mengurangi populasi ulat. Hal lain yan meningkatkan predator seperti burung, lebah dan lainnya tidak bisa cepat dan tidak mudah. Penggunaan predator lain yang lebih mudah dan cepat dapat dipertimbangkan.

Semut Merah sebagai Predator

Semut rangrang (semut merah) merupakan predator yang baik untuk pengendalian ulat bulu. Banyak sebutan untuk semut ini di antaranya semut rangrang, angkrang, semut merah, kranggan, semut kroto dan sebagainya. Akan tetapi yang lebih terkenal adalah kroto nya daripada nama semut hitam dan semut merah (rangrang).

 Selama ini semut memang dianggap mengganggu karena menyengat manusia. Tetapi serangga ini ternyata dapat dimanfaatkan untuk predator membasmi hama khususnya ulat bulu. Pengalaman dengan lingkup yang kecil pernah diujicobakan ternyata hasilnya secara bermakna dapat menghilang ulat bulu. Perkembangbiakaan ulat bulu yang sangat dalam sekali bertelor bisa sampai 200-300 buah dibutuhkan predator yang juga banyak dan cepat berkembang biak. Semut merah adalah serangga yang tingkat perkembangbiakannya juga cepat. Sehingga bisa menangkal ulat bulu dengan cepat sesuai pola perkembanganbiakan ulat bulu. Dalam keadaan tertentu saat semut merah dapat melakukan fungsi predatornya terhadap ulat bulu maka keseimbangan semut merah juga tinggi. Tetapi untuk membasmi semut merah lebih mudah dan dengan musim hujan perkembangbiakkannya jadi terhambat.

Semut merah atau semut rangrang mudah ditemui di pepohonan sekeliling rumah. mereka membuat sarang dengan merangkai dedaunan menjadi buntalan yang tersebar di tajuk-tajuk pohon. Untuk meyebarkannya cukup dengan menaruh beberapa semut merah dalam satu pohon maka penyebarannya akan cepat apalagi bila terdapat bahan makanan untuk dimangsa seperti ulat atau kepompong yang banyak.

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membentuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar.

Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan.

1 komentar:

  1. postingan yang sangat bagus beranfaaat menambah wawasan pembaca. admin fotonya cantik banget. he

    BalasHapus