Rabu, 19 September 2012

TI, Jurusan Favorit Calon Mahasiswa


Ada anggapan bahwa lulusan Teknologi Informasi (TI) mempunyai masa depan cerah. Mudah memperoleh pekerjaan, dibayar dengan gaji yang cukup tinggi, dibanding lulusan dari jurusan lain. Maka, calon mahasiswa baru pun ramai-ramai memilih fakultas tersebut.
    

Hasil Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMK 2011 resmi diumumkan pada hari ini, Senin 16 Mei 2011 lalu. Adapun persentase kelulusan siswa SMA/MA/SMK secara nasional meningkat. Seiring lulusnya para siswa/siswi tersebut mereka pun ramai-ramai memilih fakultas favorit. Pilihan  jatuh pada fakultas teknologi informasi.
    
Hingga saat ini, jurusan yang berkaitan dengan Teknologi Informasi (TI) masih menjadi pilihan favorit bagi para peserta ujian masuk perguruan tinggi. Dalam situs resmi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), disebutkan bahwa berdasarkan data SNMPTN tahun 2009 lalu untuk program studi IPA, jurusan ilmu komputer menempati posisi kedua dengan peminat terbanyak setelah Pendidikan Dokter. Tak kalah saing, jurusan-jurusan baru seperti Sistem Informasi dan Teknik Komputer pun menduduki posisi-posisi teratas dengan peminat terbanyak. Jurusan Teknik Informatika ITB juga menjadi pilihan terfavorit bagi mereka yang ingin masuk ITB. Sementara itu, Ilmu Komputer UGM menempati posisi ketiga setelah Pendidikan Dokter dan Farmasi.
    
Fakta tersebut dipicu salah satunya karena adanya anggapan bahwa lulusan TI mempunyai masa depan yang cerah, mudah memperoleh pekerjaan dan dibayar dengan gaji yang cukup tinggi dibanding dengan lulusan dari jurusan yang lain.
     
Menurut lembaga survey IDC (International Data Corporation) saat ini, di seluruh dunia terjadi kekurangan tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) sampai dengan 15 juta orang per tahunnya, termasuk Indonesia. Kata para pakar, hal ini dikarenakan tenaga kerja di Indonesia hanya sedikit yang menguasai TI. Padahal, saat ini dunia bisnis semakin dikuasai oleh industri TI.     

Perusahaan seperti Microsoft, Google, Yahoo, Intel, Acer, dan lain sebagainya kini berkembang menjadi yang terkaya di dunia dan terus menyedot jutaan tenaga kerja setiap waktunya. Singapura dan Malaysia misalnya juga termasuk dua negara yang juga ikutan berburu para profesional di bidang IT dari Indonesia.
    
Jika Anda kalkulasikan dengan tumbuhnya industri telekomunikasi selular dan media online, tiap perusahaan akan membutuhkan minimal 20 orang profesional TI per tahunnya. Anda kalikan dengan kira-kira 2000-an jumlah perusahaan di industri teknologi informasi dan telekomunikasi, maka jumlah yang dibutuhkan sangat besar, bukan? Ini, belum ditambah lagi dengan entrepreneur alias wiraswasta yang mau terjun mendirikan usaha di bidang TI. Sudah pasti banyak peluang yang tercipta baik sebagai karyawan maupun pengusaha.
    
Semakin luasnya penerapan teknologi informasi di berbagai bidang, telah membuka peluang yang besar bagi para tenaga profesional TI untuk bekerja di perusahaan, instansi pemerintah atau dunia pendidikan di era globalisasi ini.

Kebutuhan Tenaga TI

Secara global seperti dikutip dari FEER: The Tug of War Continues For Asia's Best IT Brains, beberapa edisi lalu, Dow Jones International News, baik di negara maju maupun negara berkembang, telah terjadi kekurangan tenaga profesional TI. Di wilayah Asia sendiri seperti India, yang setiap tahunnya menghasilkan 200.000 tenaga profesional TI, pada tahun 2008 mengalami kekurangan 2,2 juta tenaga Tl. Malaysia juga masih membutuhkan ribuan tenaga TI, Demikian halnya, Korea dan Hongkong yang juga membutuhkan belasan ribu tenaga TI. Thailand dipredikasikan, selama 15 tahun ke depan butuh 800.000 tenaga Tl.
    
Jika dicermati maka dari tahun ke tahun kebutuhan SDM di bidang TI semakin meningkat, dan Indonesia perlu memiliki strategi yang tepat untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut baik dari segi jumlah maupun kualitas (kompetensi).
    
Pemberlakuan kurikulum resmi informatika di berbagai sekolah, SD hingga PT, perlu segera ditingkatkan kompetensi standar kualifikasi penerimaan pegawai swasta maupun pemerintah, sosialisasi manfaat internet untuk peningkatan kualitas kehidupan, dan pemakaian aplikasi komputer di berbagai bidang kehidupan.    
    
Seiring dengan lulusan sarjana di bidang tersebut maka sertifikasi menjadi sangat penting artinya di dalam mengikuti pertumbuhan akan kebutuhan skill profesional di bidang Teknologi Informasi. Saat ini memiliki gelar akademik saja tidak cukup untuk memperoleh pekerjaan yang memuaskan. Dunia kerja menghendaki orang-orang yang memiliki keahlian khusus dengan pengakuan Internasional selain gelar akademik, seperti: MCSA (Microsoft Certified System Administrator), MCSE (Microsoft Certified System Engineering), MCSD (Microsoft Certified System Developer), OCA (Oracle Certified Associate), OCP (Oracle Certified Profesional) dan lain-lain.
    
Secara garis besar terdapat 3 pengelompokan peluang kerja di bidang TI yaitu Software, Networking, dan Hardware. Kebutuhan yang paling besar dan akan terus meningkat adalah bidang software yang membutuhkan para system and business analyst yang bertugas menganalisa kebutuhan program TI dari perusahaan, programmer and developer yang bertugas mendesain aplikasi, serta project manager and architecture yang membuat master plan software.
    
Networking akan semakin tumbuh seiring berkembangnya kebutuhan komunikasi antar komputer, terutama wireless/nirkabel. Untuk Hardware, peluangnya tidak akan tumbuh terlalu pesat mengingat Indonesia bukan negara produsen komputer atau hanya negara pengimpor.
    
Melihat besarnya peluang sebagai programmer/software developer, tentu banyak perusahaan yang berani membayar mahal untuk mendapatkan seorang programmer yang handal. Keahlian yang harus dimiliki oleh Programmer handal itu adalah penguasaan bahasa pemrograman seperti: Java, C++, Visual Basic.Net (VB, C#, VC#), bahasa web (PHP, Perl, XML, ASP), serta bahasa database (SQL, Oracle) dan yang sedang berkembang adalah bahasa mobile (Java mobile, Net mobile, WML).
    
Bagi yang sedang kuliah di IT, terutama harus segera belajar untuk memiliki keahlian-keahlian seperti yang disebutkan diatas. Hal ini menjadi sangat penting mengingat kurikulum di Indonesia termasuk yang sangat lambat menyerap perubahan dan perkembangan bidang TI.
    
Jadi, apapun impian kesuksesan Anda sebagai profesional TI, hanya bisa dicapai dengan menguasai teknologi informasi itu sendiri. Dan, tidak ada salahnya mulailah timbang-timbang untuk menjatuhkan pilihan kuliah di fakultas teknologi informatika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar